MATARAM (Lombokexpres.id)-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan penceramah perlu menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Dengan demikian keutuhan NKRI tetap terjaga sehingga umat bisa menjalankan ibadahnya dengan khusuk dan tenang sebagai kewajiban pada Allah SWT. ‘’Jadi disamping membangun akhlak dan ketaqwaan umat kita terhadap Allah SWT, kita juga tidak boleh meninggalkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta.
Dengan mengedepankan semangat nasionalisme dan patriotisme, NKRI akan tetap utuh dan aman sebagai tempat bagi warga negaranya untuk menjalankan aktivitas kehidupan yang merupakan bagian dari ibadah.
Boy menegaskan semangat nasionalisme dan patriotism akan menumbuhkan ukuwah atau persaudaran dalam mewujudkan tujuan negara. “Tujuan negara adalah melindungi segenap tumpah darah dan bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta mewujudkan perdamaian dunia,” ujar Boy.
Dia mencontohkan semangat patriotisme dan nasionalisme telah diwariskan para ulama besar Indonesia seperti KH Hasyim Asyari sejak lahirnya NKRI. Dengan semangat itu, NKRI kokoh berdiri dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. ‘’KH Hasyim Asyari menggelorakan prinsip hubbul wathon minal iman bahwa cinta tanah air adalah sebagaian dari iman. Ini yang perlu terus dipelihara dan dikembangkan,” tutur Boy.
Dia juga menekankan perlunya semangat rahmatan lil alamin lebih diangkat ke permukaan. “Bahwa Islam adalah rahmat bagi alam. Dengan keberadaan Islam akan memunculkan kedamaian bagi alam seisinya,” terang Boy.
Adanya oknum-oknum penceramah yang justru memantik disintegrasi sosial masyarakat. Oknum ini lebih mendorong semangat intoleransi dan radikalisme sehingga bisa menimbulkan perpecahan masyakarat. ‘’Kita harapkan jangan sampai penceramah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara,” seru Boy.
Dia mengingatkan untuk membuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam NKRI bukan hal mudah. Nyawa dan harta yang tak ternilai harganya disumbangkan para pendahulu termasuk para tokoh-tokoh agama.
Keberadaan oknum penceramah intoleran bukan sekadar isu, namun realitas. “BNPT sudah mengamati dan mencermati narasi ceramah yang cenderung membangun semangat intoleran. Kita harapkan ini tidak berlanjut demi keutuhan sebagai bangsa sehingga kita semua bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan khusuk,” terangnya.(kim/red)