MATARAM, LOMBOKEXPRESS.ID- Suasana damai kembali menyelimuti lingkungan Monjok dan Karang Taliwang di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, setelah berhasil mencapai kesepakatan pasca-konflik.
Dalam upaya mediasi yang dilakukan oleh kepolisian, kedua belah pihak akhirnya merangkul perdamaian, tercermin dalam pernyataan tertulis yang disepakati di Mapolsek Sandubaya, Kota Mataram, pada Senin sore tanggal 7 Agustus 2023.
Kepala Kepolisian Resort Mataram, Kombes Pol. Mustofa, mengungkapkan bahwa perjanjian damai ini menunjukkan penyelesaian yang positif bagi konflik yang sempat melibatkan warga kedua lingkungan tersebut. Berkat pendekatan dialog dan kerjasama, permasalahan pribadi yang menjadi akar konflik dapat diselesaikan dengan baik.
Proses rekonsiliasi ini melibatkan partisipasi dari keluarga korban dan pelaku, tokoh masyarakat, serta anggota TNI. Kepala Lingkungan Monjok dan Karang Taliwang pun turut serta dalam pertemuan tersebut, untuk meneguhkan komitmen bersama menjaga kedamaian di masa yang akan datang.
Mustofa juga mengingatkan seluruh warga untuk terus memelihara ketertiban dan kenyamanan di lingkungan mereka masing-masing. Ia menegaskan pentingnya tidak terprovokasi oleh perbedaan kecil yang berpotensi menciptakan gesekan baru.
Langkah berikutnya yang diambil oleh pihak kepolisian adalah melakukan penyisiran di kedua lingkungan tersebut, dengan tujuan mengumpulkan senjata-senjata rakitan dan senjata tajam yang mungkin masih beredar. Tindakan ini diambil guna mencegah kemungkinan terjadinya konflik fisik di masa yang akan datang.
Mengenai kasus penganiayaan yang melibatkan tiga warga dari Karang Taliwang, Mustofa mengungkapkan bahwa pendekatan keadilan restoratif akan diterapkan. Pendekatan ini diharapkan dapat mengembalikan rasa keadilan dan menyatukan semua pihak yang terlibat.
Kepala Lingkungan Karang Taliwang, Siin, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh pemerintah dan kepolisian dalam menyelesaikan konflik ini. Ia dengan tegas menegaskan komitmen bersama warga untuk menjaga keamanan lingkungan dan mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Sementara itu, Kepala Lingkungan Monjok, Suhaemi, juga menyatakan komitmen serupa dalam rangka menjaga kerukunan dan keamanan lingkungan. Ia menyadari bahwa konflik sosial dapat berdampak negatif terhadap perekonomian warga yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang.
Dengan tercapainya kesepakatan damai ini, harapannya adalah kedua lingkungan dapat melanjutkan kehidupan mereka dengan penuh harmoni, dan kejadian-kejadian yang merugikan seperti ini dapat dihindari di masa yang akan datang. (nang)