Di antara samudra biru yang terbentang luas,
Pulau Sumbawa hadir, bagaikan mutiara yang keras.
Gunung-gunung menjulang, berdiri kokoh nan megah,
Menjaga keheningan alam, menjauh dari hiruk-pikuk gelisah.
Di lembahnya, hutan tropis merajut hijau,
Menganyam rimba yang misterius dan teduh.
Burung-burung bernyanyi, merdu memuja,
Mengisi udara dengan nada yang tak pernah hampa.
Pasir putihnya terhampar sepanjang pantai,
Menari bersama ombak yang datang perlahan.
Cahaya senja menyapa lembut cakrawala,
Menghias langit dengan palet merah muda dan jingga.
Di kedalaman lautnya, kehidupan memancar terang,
Karang warna-warni bersanding dengan ikan berkilau.
Terumbu karang menyembunyikan dunia yang menawan,
Di mana manusia dan laut berdansa dalam keselarasan.
Gunung Tambora, saksi bisu dari sejarah panjang,
Menyimpan kenangan letusan, dalam tenang yang kini riang.
Hamparan padang rumput mengundang kuda berlarian,
Membawa kisah petualangan dalam kesunyian.
Sumbawa bukan hanya tentang alam yang memikat,
Di setiap langkah, jejak sejarah berbisik lirih.
Budaya dan tradisi berakar dalam jiwa,
Mencipta harmoni antara masa lalu dan masa yang tiba.
Di tanah ini, surga tersembunyi tersingkap,
Menyapa jiwa yang mencari damai dalam pelukan.
Sumbawa, dalam setiap detiknya, mengalun perlahan,
Menggugah hati, mencipta puisi yang abadi di dalam ingatan. (ai)
Foto: Pulau Kenawa, Kabupaten Sumbawa (internet)