JAKARTA, LOMBOKEXPRESS.ID–Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia, Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si., menerima kunjungan Duta Besar Yordania di Indonesia, Abdallah Suliman Abdallah Abu Romman di Kantor Pusat BNPT Sentul (2/5).
Dalam pertemuan ini, Kepala BNPT menekankan pentingnya melakukan segala upaya untuk menunjukkan wajah islam yang moderat dan damai, termasuk mengaungkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
“Terimakasih atas kerjasamanya selama ini, tentu tujuan kita bersama adalah menunjukkan wajah Islam yang damai. Kita tangkal paham takfiri, kita gelorakan dakwah Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” ujarnya.
Prof. Rycko juga menambahkan, bahwa salah satu strategi Indonesia dalam menangani penyebaran paham-paham kekerasan adalah dengan menghadirkan tokoh agama dan cendekiawan yang moderat.
“Kita mewaspadai paham – paham yang menggunakan simbol Islam untuk menyebarkan kekerasan dan kebencian, kita menghadirkan tokoh agama dan cendekiawan untuk mengcounter dokrin – dokrin tersebut,” tambahnya.
Menyambung pernyataan tersebut, Duta Besar Yordania untuk Indonesia Abdallah Suliman Abdallah Abu Romman mengaku bahwa kerjasama selama ini berjalan efektif karena adanya kesamaan cita – cita antara kedua negara.
“Hubungan kerjasama ini sudah berjalan lama dan efektif, karena Indonesia dan Yordania memiliki kesamaan cita – cita yakni menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya,” sambungnya.
Terkait tokoh agama yang turut membantu dalam menangkal paham kekerasan, Yordania bersedia mengirimkan ulama – ulamanya ke Indonesia untuk turut membantu misi tersebut.
“Ulama – ulama Yordania dapat datang dan ikut melawan paham – paham yang salah,” ujarnya.
Selama ini kedua belah negara baik Indonesia dan Yordania telah berperan aktif dalam upaya penanggulangan terorisme sebagai implementasi atas ditandatanganinya nota kesepahaman antara BNPT RI dengan Menteri Dalam Negeri Yordania pada tahun 2021 silam. Tidak hanya itu, peran aktif kedua negara dalam penanggulangan terorisme juga turut dibuktikan dengan terselenggaranya Aqaba Process di Indonesia pada 2022 lalu yang merupakan sebuah inisiatif King Abdullah II dari Kerajaan Yordania. Aqaba Proses telah mempertemukan 16 negara untuk meningkatkan koordinasi penanggulangan terorisme di tingkat global. (bnpt/red)