Pujawali Pura Lingsar dan Perang Topat 27 November

Keagamaan0 Views

LOBAR, LOMBOKEXPRESS.ID– Umat Hindu Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menggelar Pujawali dan Perang Topat  20-27 November mendatang. Itu terungkap dalam rapat pembentukan panitia Pujawali Pura Lingsar di Puri Agung Cakranegara Mataram, Kamis sore (26/10/23).

Ketua Panitia Pujawali dan Perang Topat 2023 Pura Lingsar, Anak Agung Ketut Agung Oka Kartha Wirya mengatakan penunjukan dirinya sebagai ketua panitia pujawali dan perang topat merupakan hasil rapat di puri agung Cakranegara  yang diikuti perwakilan seluruh unsur banjar terkait.

Pertemuan itu dihadiri ketua-ketua banjar dan masyarakat pengamong pura lingsar, Majelis Agung dan jajaran, ketua ketua banjar se-Lombok Barat serta 33 pengamong sanggar dan tokoh tokoh masyarakat.

Sapaan Anak Agung Ketut itu mengatakan, berangkat dari kesepakatan tersebut kemudian membentuk kepanitiaan lengkap. Termasuk menyusun rencana anggaran biaya (RAB) Pujawali dan Perang Topat Pura Lingsar.

Pujawali Pura Lingsar yang merupakan Pura Khayangan Jagat, merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sebagai keturunan Raja Dewata yang telah membangun Pura Lingsar.

“Ini harus kita pahami bersama bahwa apa yang dilakukan Puri Agung Cakranegara, merupakan suatu bentuk kewajiban dalam menjaga bangunan suci peninggalan leluhurnya,” ucapnya.

Menurut Ketua Majelis Agung Windu Sesukertaning Jagat Lombok I Gede Gunawan Wibisana, S.H., M.Hum, Pura Lingsar yang merupakan Pura Khayangan Jagat, merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sebagai keturunan Raja Dewata yang telah membangun Pura Lingsar.

“Ini harus kita pahami bersama bahwa apa yang dilakukan Puri Agung, merupakan suatu bentuk kewajiban dalam menjaga bangunan suci peninggalan leluhurnya,” ucapnya.

Ketua Majelis Agung Windu Sesukertaning Jagat Lombok I Gede Gunawan Wibisana, S.H., M.Hum mengimbau semua pihak agar terus menjaga kerukunan dan toleransi.

Baca Juga:  Ajeg Adeg Puri Pure Pare: Persiapan Pujawali Pura Lingsar 2023

“Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perang topat sebagai rangkaian pujawali, merupakan simbol pertautan dua elemen atau unsur yaitu Bali dan Sasak. Artinya, dengan perang topat maka semua perbedaan yang ada melebur menjadi satu,” tuturnya.

“Oleh karena itu, mari kita masyarakat sebagai warga negara Indonesia saling rangkul dan bergandengan tangan, karena pada dasarnya kita adalah satu,” tutupnya. (nang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *