Nawal El Saadawi: Pejuang Kesetaraan Gender dan HAM dari Dunia Islam

Oleh: M. Najib Daud Muhsin

a. Biografi Tokoh

Nawal El Saadawi (1931–2021) adalah seorang dokter, feminis, dan penulis asal Mesir yang dikenal sebagai salah satu suara paling vokal dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak asasi manusia (HAM) di dunia Arab. Ia lahir di Kafr Tahla, sebuah desa kecil di Delta Nil, dan sejak kecil menyaksikan ketidakadilan terhadap perempuan, termasuk praktik sunat perempuan (FGM) yang dialaminya sendiri pada usia 6 tahun.

El Saadawi menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Kairo dan menjadi dokter di pedesaan, di mana ia banyak melihat penderitaan perempuan akibat ketimpangan sosial dan budaya patriarki. Pengalaman ini mendorongnya untuk menulis buku-buku kontroversial, seperti “Perempuan dan Seks” (1972) dan “Woman at Point Zero” (1975, yang mengkritik praktik opresi terhadap perempuan di masyarakat Muslim.

Karena pemikirannya yang radikal, ia sempat dipenjara oleh rezim Anwar Sadat pada 1981, tetapi justru semakin gigih memperjuangkan hak-hak perempuan setelah dibebaskan. Sepanjang hidupnya, El Saadawi aktif dalam gerakan feminis global dan mendirikan Arab Women’s Solidarity Association (AWSA) untuk memajukan pendidikan dan kesadaran gender.

b. Pemikiran dan Kontribusi terhadap Kesetaraan Gender dan HAM

El Saadawi adalah tokoh yang mendobrak kemapanan dengan mengkritik struktur patriarki yang dibenarkan oleh agama dan budaya. Beberapa pemikirannya yang paling berpengaruh meliputi:

1. Kritik terhadap Penafsiran Agama yang Patriarkal
– Ia berargumen bahwa ketertindasan perempuan bukan berasal dari Islam, melainkan dari penafsiran laki-laki yang bias gender.
– Dalam bukunya “The Hidden Face of Eve” (1980), ia mengungkap praktik FGM, pernikahan dini, dan poligami sebagai bentuk kekerasan struktural.

2. Pembelaan Hak Perempuan atas Tubuh dan Seksualitas
– El Saadawi menentang kontrol laki-laki atas tubuh perempuan, termasuk larangan aborsi dan stigma sosial terhadap perempuan yang bercerai.
– Ia memperjuangkan pendidikan seks dan hak reproduksi sebagai bagian dari HAM.

3. Perlawanan terhadap Otoritarianisme Politik

– Tidak hanya fokus pada gender, ia juga mengkritik rezim otoriter di Mesir yang membungkus penindasan dengan moralitas agama.
– Ia percaya bahwa kemiskinan dan ketidakadilan ekonomi memperparah ketimpangan gender.

Kontribusinya diakui secara internasional, termasuk penghargaan dari North-South Prize dari Council of Europe dan nominasi Nobel Sastra.

c. Konteks Sosio-Politik-Kultural Pemikirannya

El Saadawi hidup dalam masyarakat Mesir yang konservatif tetapi juga mengalami perubahan besar:

1. Era Kolonial dan Nasionalisme
– Lahir di masa Mesir di bawah pengaruh Inggris, ia melihat bagaimana nasionalisme dan agama digunakan untuk mengontrol perempuan.

2. Revolusi Mesir 1952 dan Rezim Otoriter
– Di bawah Gamal Abdel Nasser, perempuan dapat pendidikan dan pekerjaan, tetapi tetap dibatasi oleh hukum keluarga yang diskriminatif.
– Rezim Sadat dan Mubarak memberangus kebebasan berbicara, termasuk aktivisme gender.

3. Kebangkitan Islamisme

– Tahun 1980–1990-an, gerakan Islam konservatif tumbuh, dan El Saadawi sering bentrok dengan kelompok yang ingin membatasi hak perempuan.

Dalam konteks ini, ia menggunakan sastra dan medis sebagai alat perlawanan, menunjukkan bahwa masalah perempuan adalah masalah kemanusiaan.

d. Kesimpulan

Nawal El Saadawi adalah ikon feminis Muslim yang berani menantang status quo. Meski kontroversial, pemikirannya membuka jalan bagi diskusi tentang kesetaraan gender, HAM, dan sekularisme di dunia Islam. Kritiknya terhadap penindasan berbasis agama dan budaya tetap relevan hingga kini, terutama di masyarakat yang masih meminggirkan perempuan.

Warisan terbesarnya adalah keberanian untuk bersuara, membuktikan bahwa perubahan harus dimulai dari penolakan terhadap kemunafikan sosial.

e. Referensi
1. El Saadawi, Nawal. *The Hidden Face of Eve: Women in the Arab World*. Zed Books, 1980.
2. Woman at Point Zero*. Zed Books, 1975.
3. Badran, Margot. *Feminism in Islam: Secular and Religious Convergences*. Oneworld, 2009.
4. *The Guardian* (2021). “Nawal El Saadawi Obituary.”
5. United Nations. *CEDAW and Women’s Rights in the Arab World*.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *