LOMBOK BARAT (LOMBOKEXPRESS.ID)-– Umat Hindu di Lombok Barat melaksanakan pujawali di Pura Datar Karang Sembung, Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, pada Minggu (7/9/2025). Upacara ini dipuput oleh Pedanda Gde Made Pidade Damar Tawang dari Griye Pagesangan, Mataram, dan didampingi oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Labuapi, PHDI Provinsi NTB, umat sedharma, serta pengempon Pura Datar dari Karang Daha, Cakranegara.
Pujawali kali ini terasa istimewa karena bertepatan dengan Purnama dan Banyu Pinaruh, yang menurut kepercayaan umat Hindu merupakan momen langka yang terjadi, hanya sekitar lima tahun sekali. Perpaduan kedua hari suci ini dianggap sangat baik untuk melaksanakan penyucian diri dan doa cita.
Ketua Umum Pura Datar, I Gde Hardi Haryawan, SH, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pujawali yang berlangsung lancar dan penuh kebersamaan. Ia menegaskan bahwa Pura Datar memiliki sejarah toleransi yang kuat, berdampingan dengan umat Islam sejak zaman kerajaan, dan saling merangkul dalam kehidupan bermasyarakat.
“Piodalan ring Pura Datar rahina Purnama ketiga, Redite Pinanggal 7 September 2025, wuku Sinta, Banyu Pinaruh, merupakan puncak bakti ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pinake pengajegan jagad. Dumogi irage sareng sami ngemanggehen kerahayuan,” ujar Gde Hardi dalam bahasa Bali.
Dalam kesempatan itu, ia juga melaporkan keuangan Pura Datar:
Saldo tahun 2024 : Rp 17.750.000
Dana punia 2025 : Rp 11.055.000
Total: Rp 28.805.000
Pengeluaran piodalan: Rp 21.255.000
Saldo akhir: Rp 7.550.000
Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh panitia, grup seni seperti Gong Sadguna Gita Asuhan Cok Muliatme, grup tari STI Mayure, dan Anggar Tari Astiti Karya Pagutan. Apresiasi juga diberikan kepada Kapolsek Labuapi, Kepala Desa Merembu, kepala dusun setempat, serta remaja Masjid Al-Mujahidin Karang Sembung yang turut menjaga keamanan dan penyelenggaraan selama acara.
Pujawali ini menjadi bukti nyata bahwa kehidupan beragama di Lombok Barat mampu berjalan selaras dalam bingkai kerukunan dan saling menghormati, menjadikan Pura Datar Karang Sembung sebagai simbol toleransi yang kuat di NTB. (nang)