Awal Sebuah Perjalanan
Pagi itu, di sebuah warung kecil di sudut Kota Mataram, Taufik Harahap (nama samaran) duduk dengan secangkir kopi hitam dan sebuah buku catatan. Usianya telah melewati setengah abad, dengan garis-garis halus di wajahnya yang menjadi saksi perjalanan hidupnya sebagai seorang wartawan.
Taufik adalah seorang legenda di dunia jurnalistik lokal. Selama lebih dari tiga dekade, ia mengabdikan dirinya untuk mengungkap kebenaran, memberitakan yang terlupakan, dan memberikan suara kepada yang tak bersuara. Namun, hari itu terasa berbeda. Ia baru saja menerima kabar dari redaksi: waktunya untuk pensiun sudah dekat.
Pikirannya melayang ke awal kariernya. Taufik memulai segalanya pada tahun 1990-an, di sebuah surat kabar kecil bernama Pena Rakyat. Dengan gaji pas-pasan, ia rela menempuh perjalanan jauh dengan sepeda motor bututnya demi mengejar berita. Ia masih ingat liputan pertamanya tentang petani tembakau yang kehilangan tanah akibat proyek pemerintah.
Waktu itu, ia masih muda, idealis, dan penuh semangat. Namun, liputan itu hampir menghancurkan segalanya. Ancaman datang bertubi-tubi, bahkan suatu malam ia menemukan rumahnya dilempari batu. Namun, Taufik tetap bertahan. Ia tahu, jika ia mundur, kebenaran yang ia perjuangkan akan hilang ditelan kebohongan. (ai/bersambung)
Ilustrasi: bing.com