Tim Ekspedisi Gunung Kerinci Elpala SMA 68 Sukses Tiba di Puncak 3.805 Meter

KERINCI (LOMBOKEXPRESS.ID) – Tim Ekspedisi Gunung Kerinci Elpala SMA 68 berhasil mencapai puncak setinggi 3.805 meter di atas permukaan laut setelah pendakian selama kurang lebih 3 jam dari Shelter 3.

Prestasi ini merupakan pencapaian luar biasa bagi para siswa yang telah mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menghadapi tantangan alam.

Pendakian dimulai dari Shelter 3 pada Sabtu (29/6) sore, di mana para pendaki bermalam sebelum memulai summit attack dini hari tadi. Dengan semangat tinggi dan persiapan matang, mereka melanjutkan perjalanan menuju puncak.

Ekspedisi ini dipimpin oleh Taufan Novriyanda, seorang pendaki berpengalaman dari Mapala UI dan anggota Elpala SMA 68. Dengan pengalamannya yang luas, Taufan memastikan setiap anggota tim berada dalam kondisi terbaik untuk menghadapi segala kemungkinan.

“Kekompakan dan semangat tim dalam pendakian menjadi kunci keberhasilan kami,” kata Taufan, yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas Asosiasi Kemping dan Trekking Indonesia (ACTI).

Sebelum mencapai puncak, anggota ekspedisi melakukan revitalisasi prasasti Yudha Sentika, sebuah penghormatan untuk anggota Elpala SMA 68 yang hilang pada 23 Juni 1990. Prasasti ini terletak di jalur pendakian dan menjadi simbol pengorbanan serta semangat juang anggota Elpala. Revitalisasi ini dilakukan dengan penuh khidmat, mengingat jasa-jasa Yudha Sentika dalam komunitas Elpala.

“Revitalisasi prasasti ini bukan hanya kegiatan fisik, tetapi juga momen refleksi bagi anggota Elpala,” ujar Daron A.A Rahardianto, guru SMA 68 yang ikut serta dalam pendakian.

Mereka merenungkan nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan solidaritas yang diwariskan oleh Yudha Sentika. Momen ini menjadi emosional dan mendalam, mengingatkan pentingnya menjaga warisan dan semangat juang komunitas.

Selain revitalisasi prasasti, tim pendakian juga memproduksi sebuah film dokumenter yang disutradarai oleh Eka Bama Putra, dengan Indira Sarasvati sebagai produser, dan Dar Edi Yoga sebagai eksekutif produser. Dokumenter ini bertujuan mengabadikan momen penting selama pendakian dan menggambarkan semangat serta perjuangan anggota Elpala dalam menggapai puncak tertinggi di Sumatra.

Proses pembuatan dokumenter ini melibatkan banyak tantangan teknis dan logistik. Tim produksi harus bekerja dalam kondisi cuaca tidak menentu dan medan yang berat. Namun, dengan kerjasama yang solid dan semangat tinggi, mereka berhasil mengabadikan momen epik pendakian ini. Dokumenter ini diharapkan dapat menginspirasi banyak orang dan memberikan gambaran yang jelas tentang dedikasi anggota Elpala.

Pendakian ini juga melibatkan kru film, mahasiswa dari Universitas Kehutanan Bengkulu, SMK Kehutanan Pekanbaru, pihak TNKS yang dipimpin Dr. Suharno, S.Sos, M.Si, Kabid Teknis BBTNKS, dan sejumlah wartawan.

“Pendakian ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi anggota Elpala, tetapi juga bukti solidaritas dan dedikasi mereka terhadap komunitas,” kata Pendiri Elpala Dar Edi Yoga, Senin (1/7).

Dengan semangat pantang menyerah, mereka berhasil melewati berbagai tantangan alam selama pendakian. Setiap langkah diiringi semangat tinggi untuk menghormati para pendahulu dan membawa nama baik Elpala SMA 68.

Ekspedisi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus melestarikan semangat petualangan dan kecintaan terhadap alam. Film dokumenter yang mereka buat juga akan menjadi saksi bisu perjalanan epik ini, mengabadikan momen penuh makna dan inspirasi bagi penontonnya. Anggota Elpala SMA 68 telah membuktikan bahwa dengan kerjasama, semangat, dan dedikasi, tidak ada puncak yang terlalu tinggi untuk dicapai.

Para pendaki dari Elpala yang ikut dalam ekspedisi ini antara lain Taufan Novriyanda, Aditya Tristantio, Gunthur Adji Prastyo, Abi Yusuf, Daron A.A Rahardianto, Indira Sarasvati, Hizkia Dianne A Mandagie, Tomi Budiarto, Eka Bama Putra, Susan Indahwati, Ona Fransisca, Eko Hari Susilo Budi, Bhatara Dave Rondonuwu, Tetania Rudyka, Wariani Krihnayanni, Sriwinarsih Maria Kirana, Bintang Asyam Susilobudi, Reza Aulia, dan Sara Stefanie Adinda Mandagie. (rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *