FGD Pariwisata NTB Menuju Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan 

Forum Group Discussion (FGD) tentang pengembangan pariwisata NTB yang digelar Forum Wartawan Ekonomi bersama UIN Mataram, Minggu (02/02) di UIN Mataram, berlangsung dengan penuh antusiasme.

Ketua Panitia, Ahmad Yani, menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah aspirasi guna mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Ia juga mengapresiasi UIN Mataram atas dukungannya dalam menyelenggarakan agenda ini dengan suasana yang hangat dan khidmat. Yani berharap diskusi ini menghasilkan catatan penting yang dapat menjadi panduan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam lima tahun ke depan.

Rektor UIN Mataram, yang diwakili oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Subhan Abdullah Acim, MA, menyoroti keberhasilan Program Studi Pariwisata Syariah yang telah meraih akreditasi unggul. Ia menegaskan bahwa kehadiran wartawan dalam forum ini menunjukkan langkah yang tepat dalam mendorong perkembangan pariwisata NTB. Didukung oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Prof. Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag., UIN Mataram berkomitmen untuk terus mendukung konsep halal tourism yang telah diinisiasi oleh TGB sebagai bentuk tanggung jawab akademik dalam pengembangan pariwisata berbasis syariah.

Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan fokusnya pada pengembangan pariwisata berkualitas (quality tourism) dengan prinsip keberlanjutan. Ia menilai perlunya birokrasi yang lebih ramping dan efisien untuk mempercepat perbaikan di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan adalah mengatasi tumpang tindih antara BPPD dan Dinas Pariwisata dalam hal promosi dan regulasi. Iqbal juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan promosi dan profesionalisme di BPPD agar lebih efektif dalam menarik wisatawan.

Selain itu, ia berencana menghidupkan kembali inisiatif MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang sebelumnya telah berjalan, serta mendorong sport tourism dengan berbagai event seperti triathlon dan off-road.

Gubernur terpilih juga menyampaikan komitmennya untuk menjalin kemitraan sejajar antara pemerintah dan pelaku industri pariwisata. Ia telah melakukan diskusi dengan investor perhotelan dan akan segera mengadakan pertemuan khusus dengan General Manager hotel-hotel di NTB untuk membahas strategi pengembangan lebih lanjut.

Dekan FEBI UIN Mataram, Prof. Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag., menekankan perlunya percepatan dalam pengembangan pariwisata. Ia mengungkapkan bahwa diskusi dengan para wartawan telah membahas berbagai permasalahan, termasuk turunnya daya tarik Senggigi dan aksesibilitas penerbangan menuju NTB. Untuk mendukung pariwisata berkelanjutan, UIN Mataram telah mengundang akademisi yang memiliki penelitian terbit di jurnal internasional guna memberikan masukan dalam forum ini.

Sesi Diskusi: Tantangan dan Solusi Pengembangan Pariwisata

Diskusi panel menghadirkan berbagai pemangku kepentingan pariwisata. Martalina dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menyoroti pentingnya keseimbangan antara konservasi dan pariwisata, khususnya di kawasan Gili Tramena. Ia mencatat bahwa pembukaan kembali pariwisata pascapandemi telah menyebabkan degradasi lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, konsep wisata eksklusif berbasis daya dukung lingkungan (carrying capacity) harus diterapkan untuk menjaga kelestarian ekosistem.

Perwakilan MGPA menyoroti pencapaian sirkuit Mandalika dalam menarik puluhan ribu pengunjung setiap tahun. Namun, mereka mengakui masih ada kendala, termasuk mahalnya biaya penyelenggaraan MotoGP dan keterbatasan kapasitas penerbangan. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah daerah diperlukan untuk memaksimalkan potensi wisata olahraga di Mandalika.

Dari perspektif Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Andre mengungkapkan peningkatan signifikan jumlah pendaki dari 140 ribu pada 2023 menjadi 189 ribu pada 2024. TNGR telah menerapkan kebijakan zero waste dengan mewajibkan pendaki membawa kembali sampah mereka. Selain itu, program e-ticketing yang telah berjalan sejak 2019 akan terus dikembangkan guna meningkatkan transparansi dan efisiensi pengelolaan pendakian.

Perwakilan dari Gili Gede, Abu menyoroti pentingnya aksesibilitas langsung bagi wisatawan internasional. Ia membandingkan NTB dengan Bali, yang memiliki jalur penerbangan langsung ke berbagai negara. Dalam diskusi, Gubernur terpilih menegaskan bahwa pengembangan jalur penerbangan internasional, seperti rencana penerbangan langsung Lombok-Darwin, akan menjadi prioritas.

Harapan dan Komitmen untuk Pariwisata NTB

Sahlan M Saleh dari BPPD mengapresiasi keterlibatan pemerintah dalam pengembangan pariwisata. Ia menegaskan bahwa promosi pariwisata NTB di pasar internasional telah dilakukan secara aktif, termasuk di Malaysia dan Dubai. Namun, ia menggarisbawahi perlunya sinergi antara destinasi wisata dan kebijakan promosi agar dampaknya lebih maksimal.

Sementara Ainuddin dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB menyoroti peran pemandu wisata sebagai garda terdepan dalam memperkenalkan destinasi. Ia berharap ada kebijakan yang lebih berpihak pada penguatan kapasitas pemandu wisata agar mereka dapat memberikan layanan terbaik kepada wisatawan.

Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun pariwisata NTB yang lebih berkualitas, berkelanjutan, dan berdaya saing di tingkat global. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat, NTB dapat mewujudkan visinya sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *