Oleh: Abdus Syukur*
Jumlah wisatawan bisa “menipu”. Bisa jadi banyak yang datang, tapi justru “merusak”. Bisa jadi ramai, tapi ekonomi lokal tidak merasa. Itulah kenapa NTB kini memilih arah baru: quality tourism.
Quality tourism bukan soal berapa juta orang yang datang. Tapi siapa yang datang. Berapa lama dia tinggal. Dan seberapa dalam ia memberi manfaat. Ini bukan soal kuantitas, tapi kualitas. Bukan soal pesta, tapi makna.
NTB Tak Mau Ramai Tapi Merugi
Pernahkah kita tanya, siapa yang untung saat wisatawan membludak? Apakah warung lokal laris? Apakah seniman desa kebagian panggung? Apakah lingkungan tetap terjaga? NTB mulai sadar. Terlalu banyak wisatawan bisa jadi beban.
Over-tourism adalah penyakit destinasi. Bali sudah mengalaminya. Gili Trawangan nyaris kolaps soal air bersih dan sampah. NTB tidak mau ikut-ikutan. NTB memilih quality tourism.
Apa Itu Quality Tourism?
Pariwisata berkualitas bukan berarti mahal. Tapi berarti. Berarti bagi masyarakat. Berarti bagi budaya. Berarti bagi alam.
Ciri-cirinya?
Wisatawan yang menghargai budaya lokal. Menginap di homestay, bukan cuma hotel asing. Belanja di pasar lokal, bukan toko oleh-oleh importir. Ikut belajar tenun, ikut ronda malam di desa. Tinggal lebih lama, belanja lebih banyak, tapi meninggalkan jejak yang baik.
Dampak Quality Tourism untuk NTB
1. Ekonomi Lebih Merata
UMKM lokal dapat bagian. Pemandu wisata lokal tidak hanya jadi pelengkap. Homestay hidup.
2. Budaya Tidak Sekadar Hiburan
Tari Gandrung bukan tontonan, tapi penghormatan. Wisatawan ikut memahami, bukan cuma mengabadikan.
3. Alam Tidak Dikorbankan
Daya dukung dijaga. Sampah dikendalikan. Energi dihemat. Tidak semua pantai harus jadi resort.
4. Reputasi Destinasi Naik
NTB dikenal sebagai destinasi ramah lingkungan, bersih, aman, dan otentik.
Strategi NTB: Sedikit Tapi Berdampak
NTB menyusun Outcome Matrix Quality Tourism. Isinya bukan janji. Tapi target.
Contoh:
Rata-rata lama tinggal wisatawan: 3 hari. Belanja wisatawan per orang: Rp 2,5 juta. 60% belanja ke UMKM lokal. 20 atraksi budaya aktif per tahun. 50 desa wisata bersertifikasi CHSE. Ini bukan target muluk. Tapi terukur. Bisa dievaluasi tiap tahun.
Jalan Sunyi yang Penuh Arti
NTB memilih jalan berbeda. Quality tourism adalah jalan sunyi. Tak semua paham. Tapi inilah jalan satu-satunya jika kita ingin pariwisata yang tahan lama, menguntungkan masyarakat, dan tidak merusak warisan.
Karena itu, quality tourism harus disebut berulang-ulang. Di perencanaan. Di promosi. Di setiap diskusi. NTB tidak mengejar jadi Bali kedua. NTB ingin jadi NTB yang utuh. Ramah, hijau, berbudaya, dan bernilai.
*Anggota BPPD 2024-2027