JAKARTA (LOMBOKEXPRESS.ID)-– Kebocoran data yang terjadi beberapa waktu lalu telah mengganggu kepercayaan publik terhadap keamanan data. Menanggapi hal ini, Relawan Perisai Prabowo mengadakan diskusi dengan tema “Relawan Perisai Vs Ancaman Siber: Menjaga Demokrasi dan Keamanan Data,” yang berlangsung di Kantor SMSI Pusat, Jalan Veteran II Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat (05/07).
Jojon Novandri, Sekjend Relawan Perisai Prabowo, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini menghadapi berbagai jenis ancaman siber, termasuk serangan malware, phishing, dan disinformasi. Serangan-serangan ini tidak hanya mengancam keamanan data pribadi dan organisasi, tetapi juga berpengaruh besar terhadap stabilitas demokrasi.
“Ancaman siber ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah dan mengganggu proses demokrasi yang sehat,” ujar Jojon.
Jojon menambahkan bahwa generasi milenial, khususnya yang tergabung dalam Relawan Perisai Prabowo, memiliki peran penting dalam menjaga keamanan data. Mereka didorong untuk lebih kritis dan waspada terhadap informasi yang diterima di media, guna menghindari bahaya siber.
“Milenial adalah agen perubahan. Kami percaya mereka memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga keamanan data di era digital,” tambahnya.
Firdaus, Ketua Umum SMSI, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa ancaman kebocoran data telah menjadi perhatian serius bagi pengusaha media online. Hampir setiap hari, anggota SMSI mendapat serangan siber, namun hal tersebut mampu ditanggulangi.
“Serangan siber adalah keniscayaan, tinggal pemerintah serius atau tidak dalam menanggulanginya,” terangnya.
Di akhir diskusi, SMSI berharap kepada Relawan Perisai Prabowo untuk membentuk tim yang bekerja secara masif. Targetnya adalah menjadikan minimal 100.000 kader Perisai yang tersebar mulai dari kecamatan hingga kabupaten/kota di seluruh Indonesia, yang kemudian dididik menjadi pasukan siber untuk menangkal ancaman maupun serangan siber. (rls)